Disusun oleh: Fatmawati (1303017)
Mahasiswa Magister Pendidikan Fisika Universitas Pendidikan Indonesia
Dosen : Dr Eng Agus Setiawan, M.Si
Nama : Fatmawati
1303017 SPs Pend Fisika IIIA UPI
Centripetal acceleration: often forgotten or misinterpreted
Physics
Education, september 2009 (464-468) By Chandralekha Singh
(Department of Physics and
Astronomy, University of Pittsburgh, PA 15260, USA )
A. RESUME
Percepatan
adalah konsep dasar dalam mengajar fisika pada semua level fisika mekanik. Dalam
jurnal ini, akan dibahas beberapa tantangan dalam mengajar konsep percepatan
secara efektif. Dalam jurnal ini berkeinginan untuk membantu siswa untuk
membedakan antara kecepatan dan percepatan yang merupakan dua hal yang berbeda.
Percepatan adalah perbandingan perubahan kecepatan terhadap waktu. Kecepatan
adalah besaran vektor, kecepatan bisa berubah karena besarnya (kelajuan)
berubah, arahnya berubah atau karena keduanya. Contoh, jika mobil bergerak pada
jalan yang lurus secara lambat atau ngebut, itu hanya kelajuan karena tidak
disebutkan arahnya. Untuk gerak melingkar beraturan, kelajuan konstan dan hanya
arah dari kecepatan yang bererubah. Pada kasus ini, kecepatan tangensial dan
percepatan disebut percepatan sentripetal yang arahnya menuju pusat lingkaran.
Jika kelajuan konstan, kecepatan dan percepatan sentripetal selalu tegak lurus
satu sama lain. Besar dan arah kecepatan dapat berubah dan ada dua konponen
yang tegak lurus yaitu percepatan tangensial (at) yaitu perubahan
dari kelajuan dan percepatan sentripetal (as) yaitu perubahan dari
arah kecepatan. Selanjutnya akan dibahas keadaan yang berhubungan dengan
percepatan sentripetal pada tantangan yang lebih umum.
Gambar kasus 1
Dari
artikel yang mutakhir, ada dua soal mengenai pilihan ganda mengenai percepatan
bola yang menggelinding pada sebuah lereng seperti yang dituntukkan pada gambar
di atas.
(1)
Sebuah bola menggelinding pada lereng. Diketahui bahwa kecepatan bola dari
titik A ke titik B meningkat, bagaimana dengan percepatannya?
a. percepatannya meningkat juga b.
percepatannya menurun c. percepatan tetap
(2)
Ketika bo;a menggelinding dari titik B ke titik C, bagaimana percepatannya?
d.
percepatannya meningkat juga e. percepatannya menurun f. percepatan tetap
Secara
respek kita akan menjawab a untuk soal pertama dan e untuk soal kedua dengan
penjelasan percepatan tergantung pada kemiringan dari tebing tersebut. Dari
gambar, kemiringan tebing meningkat dari titik A ke titik B sehingga percepatan
berangsur-angsur meningkat, tetapi pada titik B ke titik C kemiringannya
menurun. Sehingga disimpulkan percepatan meningkat hingga titik B dan setelah
itu menurun.
Kenyataanya,
untuk soal no 2, jika menjawab yang e, maka jawaban itu salah karena itu
menyalahi rumus as=v2/R, dimana v adalah kecepatan dan R
adalah jari-jari lingkaran. Pertanyaan no 2, mempertanyakan tentang percepatan
menggelinding bola dari titik B ke titik C dan bukan tentang besar percepatan
tangensial (at). Jawaban yang benar adalah Besar percepatan dari
titik B ke titik C, bisa saja meningkat maupun menurun tergantung pada
jari-jari lingkaran bola dan kelajuan bola saat di titik C. Ini seharusnya
menjadi catatan bahwa titik C adalah bagian diam dari permukaan lingkaran yaitu
pada titik C bola tidak menggelinding pada permukaan horizontal. Maka tidak
benar jika hanya dengan melihat gambar terus kita menyimpulkan bahwa percepatan
meningkat dari titik B ke titik C.
Menghitung besar percepatan : Dari gambar 1, diketahui ketinggian
lembah (H) = 8,6 cm, sudut yang ditarik dari titik B dengan garis horizontal (θ) = 670, dan jari-jari lingkaran 6,1 cm. Pertama,
kita menghitung besar percepatan di titik B. Pada titik ini percepatan total
hanya tergantung komponen percepatan tangensial saja karena percepatan
sentrifugalnya 0. Rumus untuk percepatan tangensial at = g sin θ dimana g adalah percepatan gravitasi. Selanjutnya kita
asumsikan pada titik C kemiringan lengkungan kecil sehingga at dapat
dianggap tidak ada dan percepatan total hanya tergantung pada percepatan
sentripetal saja. Rumus untuk perceratan sentripetal as = v2/R
dimana v adalah kelajuan bola. Kita asumsikan bola dalam keadaan diam pada
titik A dan tidak dipengaruhi oleh keberadaan udara sehingga besar energi
mekanik total berada antara titik A dan titik C.
mgH
= 1/2mv2 dan as = 2gH/R, dari rumus ini percepatan
sentripetal hanya tergantung pada perbandingan H dan R karena 1/2g adalah
konstan jadi jawaban tidak tergantung pada faktor keseluruhan yang ditunjukkan
pada gambar. Perbandingan besar dari percepatan pada titik C dan titik B adalah
as/at = 2H/Rsin θ,
karena 2H/R > 1 untuk parameter pada gambar 1 yang artinya tidak bergantung
pada kemiringan titik B sehingga percepatan pada titik C harus lebih besar
daripada titik B.
Asumsikan
bahwa bola memiliki momen inersia I = Kmr2, dimana K = 2/5 untuk
bola pejal dan r adalah jari-jari bola. Kita peroleh persamaan at =
g sin θ / (1+K). Pada titik C, v = ωr
dimana ω adalah kelajuan anguler energi kinetik rotasi adalah 1/2Iω2.
Jika persamaan tersebut disubtitusikan menjadi as=v2/R =
2gH / R(1+K) sehingga diperoleh as/at = 2H/R sin θ pada titik B dan C sama untuk kasus ketika objek meluncur
dibandingkan menggelinding. Sehingga
total percepatan pada titik C lebih besar daripada saat berada pada titik B yaitu
jika 2H/R sin θ > 1.
Percepatan sentripetal pada bandul : Kegagalan mencangkup perubahan dalam
arah sebuah objek dalam percepatan yang tesebar luas diantara pemula dan pakar.
Survey yang dilakukan oleh Rief menunjukkan hubungan percepatan titik pada
lintasan bandul yang sulit untuk ditemukan. Rief menyatakan beberapa profesor
fisika di universitas California, Berkeley yang mengajar fisika dasar belum
lama untuk menjelaskan bagaimana percepatan pada titik yang berbeda pada
perubahan lintasan bandul. Secara mengejutkan, secara salah mencatat bahwa
percepatan pada lintasan titik terrendah adalah 0 karena mereka tidak
memperhitungkan percepatan sentripetal. Ketika siswa secara implisit mempertimbangkan
kembali jawaban mereka, kurang lebih setengah dari mereka lupa memasukkan
percepatan sentripetal padahal yang lainnya melanjutkan pernyataan awal mereka
bahwa percepatan nol pada titik terrendah.
Pada studi lain, banyak juga siswa yang kesulitan dalam menghitung gaya
normal pada sebuah objek yang bergerak sepanjang gerak melingkar pada titik
tertinggi.
Percepatan sulit untuk digambarkan
tetapi bisa dirasakan
Permasalahan
yang timbul adalah susahnya memvisualkan percepatan. Sebagai contoh kita tinjau
ilustrasi gambar2.
Mobil A bersama pengendaranya bergerak
dengan kelajuan konstan (VA) dan mobil B bergerak dengan kelajuan lambat
(VB) menuju persimpangan. Jika kedua mobil tersebut akan terjadi
tabrakan, maka hanya pengemudi di mobil A yang khawatir sedangkan pengemudi
pada mobil B merasa tenang. Pengemudi mobil B karena mengendarai mobil dengan
lambat dan dapat menggabungkan informasi dari penglihatannya sehingga merasa
tidak akan terjadi tabrakan sedangkan pengemudi pada mobil A khawatir karena
tidak banyak menerima informasi secara cepat dan harus menggunakan kognitif
level tinggi melihat mobil B perubahan kecepatan per waktu secara implisit dan
baru bisa mengambil disimpulkan tidak akan terjadi tabrakan.
Manusia
adalah alat pengukur percepatan dan yang sedang berada pada percepatan dapat
merasakan besar dan arah dari percepatan itu sendiri. Sebagai contoh, saat kita
mengemudi dijalan yang lurus dari keadaan diam, maka kita akan merasa terdorong
kebelakang padahal kendaraannya memiliki kecepatan ke depan. Ini adalah contoh
dari kelembaman. Contoh lain, ketika kita menaiki roller coaster, percepatan
menuju kepusat lingkaran sedangkan badan kita merasa terdorong berlawanan arah
percepatan jika komponen tangensial nol. Jika siswa senairi yang merasakan hal
ini, maka diharapkan akan mengembangkan lebih baik intuisinya terhadap konsep
percepatan ini.
Beberapa miskonsepsi mengenai
percepatan sentripetal : Massa
dari objek percepatan sentripetal sering disebut gaya sentripetal dan Ini
terjadi adalah miskonsepsi. Beberapa siswa yang fokus memecahkan masalah,
menggambar diagram dan menulis persamaan dari keseimbangan dari hukum II
Newton. Dalam diagramnya, mereka secara salah memasukkan gaya sentripetal pada
titik tertinggi pada lengkungan memisahkan gaya dalam menambahkan gaya normal
dan gaya gravitasi. Dengan menggunakan hukum II newton, siswa secara salah
mendapatkan besar gaya normal manusia dari massa bergerak dengan kelajuan
v sepanjang lengkung melingkar yang
memiliki jari-jari r adalah FN = mg + mv2/r yang seharusnya
FN = mg - mv2/r. Sehingga mereka menyimpulkan bahwa
tampak lebih berat. Itu mungkin jika siswa menggunakan intuisi dan menggambarkan
bagaimana mereka akan merasakan percepatan.
Kesimpulan dan petunjuk penerapan : Telah dibahas bahwa banyak tantangan
dalam mengajarkan percepatan sentripetal. Guru senior pun masih banyak kendala
dan pernah melakukan kesalahan dalam menghitung besar percepatan total sebuah
benda yang bergerak sepanjang jalur yang melengkung. Dari pembahasan, dapat
disimpulkan bahwa perlunya strategi instruksi yang diharapkan dapat membantu
siswa dalam menaklukkan konsep ini. Pengajaran dalam memperkenalkan fisika
telah menemukan cara untuk meningkatkan pemahaman siswa pada konsep yang
berhubungan dengan percepatan. Hal lain yang bisa dilakukan adalah dengan
memberi kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi melalui kinestetik atau
gerak. Jika kita bisa merasakan percepatan maka akan sangat membantu siswa
untuk paham dan mampu mengingat hubungan konsep dan intuisi tentang masalah
yang berhubungan dengan percepatan.
B.
KOMENTAR
Kelebihan: Dari jurnal ini dikupas mengenai fenomena-fenomena
sehari-hari yang berhubungan dengan percepatan terutama percepatan sentripetal.
Penulis menjelaskan apa permasalahan pada setiap situasi dan fisika sebenarnya.
Jurnal ini mudah dipahami karena kita diajak untuk langsung menerapkan pada
contoh. Setelah menjelaskan beberapa kondisi yang salah terhadap topik ini,
penulis memberikan solusi mengajar topik ini secara efektif. Kita disarankan
untuk mengajak siswa untuk merasakan dan mempelajari dengan gerak atau
kinestetis. Saran ini bisa kita terapkan dalam mengajar yang diharapkan
pengajaran akan lebih efektif.
Kekurangan: Skala gambar tidak rasional karena ketinggian lembah yang
hanya 8,6 cm ada bola dengan jari-jari lingkaran bola 6,1 cm yang bisa
menggelinding. Kecuali itu, jurnal ini menjelaskan dengan deskripsi berupa
narasi, saya rasa jika dijelaskan melalui gambar akan lebih mudah dipahami.
Dalam membaca jurnal ini, kita sudah harus mengenal topik terlebih dahulu.
Disini hanya enjelaskan masalah-masalah tanpa menjelaskan ulang materi tentang
percepatan.
C. PERTANYAAN:
1. Mengapa pada persoalan contoh
yang mengenai bola yang menggelinding, jika dikatakan dari titik B ke titik C
bahwa dengan melihat gambar percepatannya akan meningkat, ini dinyatakan kurang
tepat dan yang tepat adalah kecepatannya bisa meningkat maupun menurun
tergantung pada jari-jari bola sedangkan setelah dilakukan perhitungan ternyata
benar bahwa percepatannya meningkat?
2. Pada situasi mobil dinyatakan
bahwa mobil B memiliki kelajuan yang lebih besar namun diperlambat sehingga
pengemudi mobil B tetap merasa tenang, bagaimana menjelaskan hal ini?