Disusun oleh: Fatmawati (1303017)
Mahasiswa Magister Pendidikan Fisika Universitas Pendidikan Indonesia
Intelegensi
tiap individu cenderung berbeda-beda. Hal ini dikarenakan beberapa faktor yang
mempengaruhinya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi sebagai
berikut:
1. Faktor Bawaan atau
Keturunan.
Faktor ini ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir.
Batas kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam memecahkan masalah, antara lain
ditentukan oleh faktor bawaan. Oleh karena itu, di dalam satu kelas dapat
dijumpai anak yang bodoh, cukup pintar dan sangat pintar, meskipun mereka menerima pelajaran dan pelatihan
yang sama. Penelitian membuktikan bahwa korelasi nilai tes IQ dari satu keluarga
sekitar 0,50. Sedangkan di antara 2 anak kembar, korelasi nilai tes IQnya
sangat tinggi, sekitar 0,90. Bukti lainnya adalah pada anak yang diadopsi. IQ
mereka berkorelasi sekitar 0,40 - 0,50 dengan ayah dan ibu yang sebenarnya, dan
hanya 0,10 - 0,20 dengan ayah dan ibu angkatnya. Selanjutnya bukti pada anak
kembar yang dibesarkan secara terpisah, IQ mereka tetap berkorelasi sangat
tinggi, walaupun mungkin mereka tidak pernah saling kenal.
2. Faktor
Minat dan Pembawaan yang Khas.
Faktor
minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi
perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan atau motif yang mendorong
manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar,sehingga apa yang diminati oleh
manusia dapat memberikan dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik.
Intelegensi bekerja dalam situasi yang berlain-lainan tingkat kesukarannya.
Sulit tidaknya mengatasi persoalan ditentukan pula oleh pembawaan.
3.
Faktor
Pembentukan atau Lingkungan.
Pembentukan
adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan
intelegensi. Di sini dapat dibedakan antara pembentukan yang direncanakan,
seperti dilakukan di sekolah atau pembentukan yang tidak direncanakan, misalnya
pengaruh alam sekitarnya. Walaupun ada ciri-ciri yang pada dasarnya sudah
dibawa sejak lahir, ternyata lingkungan sanggup menimbulkan perubahan-perubahan
yang berarti. Inteligensi tentunya tidak bisa terlepas dari otak. Perkembangan
otak sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi. Selain gizi, rangsangan-rangsangan
yang bersifat kognitif emosional dari lingkungan juga memegang peranan yang
amat penting.
4.
Faktor
Kematangan.
Tiap
organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Setiap organ
manusia baik fisik mauapun psikis, dapat dikatakan telah matang, jika ia telah
tumbuh atau berkembang hingga mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya
masing-masing. Oleh karena itu, tidak diherankan bila anak anak belum mampu
mengerjakan atau memecahkan soal-soal matematika di kelas empat sekolah dasar, Karena
soal soal itu masih terlampau sukar bagi anak. Organ tubuhnya dan fungsi
jiwanya masih belum matang untuk menyelesaikan soal tersebut dan kematangan
berhubungan erat dengan faktor umur. Kecerdasan tidak tetap statis, tetapi
cepat tumbuh dan berkembang. Tumbuh dan berkembangnya intelegensi sedikit
banyak sejalan dengan perkembangan jasmani, umur dan kemampuan-kemampuan yang
telah dicapai (kematangannya).
5.
Faktor
Kebebasan.
Hal
ini berarti manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan masalah yang
dihadapi. Di samping kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah
yang sesuai dengan kebutuhannya.
Kelima
faktor di atas saling mempengaruhi dan saling terkait satu dengan yang lainnya.
Jadi, untuk menentukan kecerdasan seseorang, tidak dapat hanya berpedoman atau
berpatokan kepada salah satu faktor saja.